kisah ini hanya sebuah imajinasi nakal yang ketakutan,
menari dalam gemulainya batas - batas senja yang ranum dalam gradasi jingga
sambil memainkan rambut ikalnya ia tertawa riang dan bersiul pada angin yang berhembus
mejamah lehernya yang semanis aroma cengkeh.
lalu gadis itu tiba -tiba berhenti di tengah jalan setapak yang mungkin akan mengantarkannya pada dunia fantasi yang penuh dengan lampu neon kelap - kelip,
diurut lekuk bibirnya dengan jari telunjuknya yang lentik,
lalu dibasahinya dengan liur.
diayunkannya lagi kaki,
tapi tubuhnya masih saja memantung,
tiba - tiba saja berjuta air mata jatuh membuat hujan dalam retorika,
diiringi aubade yang tampaknya tak sesuai dengan senja yang turun malu - malu itu.
dari jauh kulihat gads itu limbung dalam urai kelam yang menggantung di hatinya,
"Jika aku hanya pendosa kesepian, akankah kau masih mencintaiku?" teriaknya lirih di tengah lalu lalang kesunyian.
karena baginya yang ku tahu adalah semua kesedihan itu bagaikan kepakan sayap kupu - kupu yang terbang di garis pelangi.
masih kulihat wajahbya yang merah karena tangis
dan aku sesekali tertawa melihat caranya menyeruput ingus.
kau gadis kecil yang memesona dalam permainan kedipan mata.
kau gadis kecil yang menawan dalam senyuman.
kau gadis kecil yang nikmat dalam setiap ciuman. pelukan dan desah - desah manja.
pada penghayatan syahduku menilikny jauh kedalam,
ringkih dan lapuk yang kujumpa.
pipinya yang telah mengering dari amsal airmata
tak melukiskan sederas apa airmata yang turun dari hatinya.
maafkan aku,
entah pada Tuhan, padanya atau diriku sendiri,
karena telah menikmati pertujukan anggun ini dalam diam yang bodoh.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar