Bianglala berputar
diantara kaki-kaki wanita penjamu liar, dia melihat purnama di batas perdu yang
menutupi dadanya, meringis ketika canting-canting sudah di atas awan, dan
menyapamu yang sedang meraba apa saja yang lawar.
Sedang di belakang bilik,
ada yang mencoba untuk mengerik,, lalu hening,,
mengelamuti abjad merah jambu yang membeku, dan kita masih bersetia pada bilik. Hingga sunyi membasah kau tetap mencangkul membuat sakit menjadi pekik..
mengelamuti abjad merah jambu yang membeku, dan kita masih bersetia pada bilik. Hingga sunyi membasah kau tetap mencangkul membuat sakit menjadi pekik..
Bukankah sudah ku katakan
pada angin yang menggantung di kelopak matamu, bahwa malam ini trembesi pun
merindu.
Diam diam dia meluruskan sulur, berharap mozaik kaca menggambarkan senyummu diantara manusia manusia yang telanjang.
Diam diam dia meluruskan sulur, berharap mozaik kaca menggambarkan senyummu diantara manusia manusia yang telanjang.