Sabtu, 14 September 2013

MONTASE 2

Bianglala berputar diantara kaki-kaki wanita penjamu liar, dia melihat purnama di batas perdu yang menutupi dadanya, meringis ketika canting-canting sudah di atas awan, dan menyapamu yang sedang meraba apa saja yang lawar.


Sedang di belakang bilik, ada yang mencoba untuk mengerik,, lalu hening,,
mengelamuti abjad merah jambu yang membeku, dan kita masih bersetia pada bilik. Hingga sunyi membasah kau tetap mencangkul membuat sakit menjadi pekik..



Bukankah sudah ku katakan pada angin yang menggantung di kelopak matamu, bahwa malam ini trembesi pun merindu.
Diam diam dia meluruskan sulur, berharap mozaik kaca menggambarkan senyummu diantara manusia manusia yang telanjang.





Tidak ada komentar:

Posting Komentar